Jumat, 03 Desember 2010

Etika Berteman SD Muhammadiyah 2 Sdiaorjo


Etika Berteman

Manusia adalah makhluq sosial yang tidak bisa hidup tanpa orang lain, antara yang satu dengan yang lain saling membutuhkan, tolong-menolong, bauh-membauh dan saling berkasih sayang. Rasulullah S.a.w bersabda :

مَنْ لَا يَرْحَمْ النَّاسَ لَا يَرْحَمْهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ

“Barang siapa yang tidak menyayangi orang lain maka Allah Azza Wajalla tidak akan menyayanginya [1]

Sedang sifat seseorang yang saling tolong-menolong terbatas hanya terhadap urusan yang baik-baik saja. Allah berfirman :

وَتَعَاوَنُوْا عَلَى اْلبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلاَ تَعَاوَنُوْا عَلَى اْلإِثْمِ وَاْلعُدْوَانِ

“Dan saling tolong-menolonglah kamu terhadap kebaikan dan ketaqwaan, dan jangan tolong-menolong atas perbuatan dosa dan permusuhan”[2]

Seandainya ada orang yang dalam hidupnya selalu berkecukupan sehingga merasa tidak butuh kepada yang lain maka disaat hidup bermu’amalah ( bermasyarakat ) tentu dia akan dikucilkan oleh orang lain. karena dalam keadaan bagaimanapun suatu saat akan membutuhkan orang lain, suatu contoh

· Pada saat seseorang hidup dimasyarakat, mungkinkah dia bisa hidup sendirian ?

· Pada saat seseorang membangun rumah sebagai tempat tinggal, mungkinkah dia akan membangun sendirian ?

· Pada saat seseorang sedang sakit, mungkinkah dia akan mengobati sendiri ?

· Pada saat seseorang mencari nafkah, mungkinkah dia melakukan sendiri ?

· Pada saat seseorang mencari ilmu, mungkinkah dia akan belajar sendiri ?

· Dan apalagi pada saat seseorang meninggal dunia, mungkinkah dia akan dapat memakamkan sendiri ?

Semua orang tidak akan mungkin melakukan hal yang demikian dengan sendirian, dan tidak akan ada seorangpun yang sanggup untuk menjawabnya :” Bahwa saya akan bisa melakukannya sendirian” Oleh karena itu apabila kita hidup bermasyarakat, hendaknya mempunyai sikap yang baik, menunjukkan perangai yang baik, ramah tamah, suka membantu dan sebagainya. insya Allah siapapun orangnya akan merasa senang serta gembira memiliki teman yang seperti ini. dan dia akan memiliki banyak teman sehingga hidupnyapun akan selalu bahagia karena kecintaan pada dirinya ia wujudkan kepada orang lain, dan dihadapan yang Maha Kuasa akan memperoleh nilai sebagai orang beriman yang sebenarnya. Sebagaimana Rasulullah bersabda :

لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

“Tidak akan beriman salah seorang diantara kamu sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencitai dirinya sendiri”[3]

Dalam berteman pada dasarnya seseorang tidak boleh membedah-bedahkan antara yang kaya dan yang miskin, berkedudukan tinggi dan rendah, tetapi hendaknya kepada siapapun seseorang boleh berteman, tatapi carilah teman yang baik parangainya agar selalu tetap berada dalam kebaikan.dan tepat apa yang dikatakan oleh Dr. Quraisy Syihab bahwa :”diantara salah satu kiat-kiat agar iman seseorang tetap terjaga dan terkendali hendaklah mencari teman yang baik”.

ada sebuah ungkapan :

مَوَدَّةُ الصَّدِيْقِ تَظْهَرُ بَعْدَ الضِّيْقِ

“Ketenangan berteman akan nampak sesudah kesempitan”

Makna ungkapan inipun kalau teman itu baik, karena tidak akan mungkin teman yang tidak baik akan dapat membuat seseorang akan tenang.

Profil Teman Yang Baik :

Teman yang baik bukan berarti tidak memiliki kesalahan, tetapi teman yang baik itu ialah setiap dia melakukan kesalahan, dia segera bertobat dan menyesal untuk tidak melakukan lagi. karena tidak ada yang namanya seorang tidak mempunyai kesalahan. Rasulullah S.a.w bersabda :

كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ

"Setiap anak adam banyak melakukan kesalahan dan sebaik-baik orang yang melakukan kesalahan yaitu orang yang bertobat ( tidak melakuka kesalahan lagi )[4]

Oleh karena itu untuk mengetahui ciri-ciri teman yang baik yaitu ,sekiranya menurut penilaian secara umum dipandang baik insya Allah dia itu baik, lagi pula untuk mencari teman tanpa cacat/kesalahan tidak akan mungkin ada. sebagaimana sebuah ungkapan:

مَنْ طَلَبَ أَخًا بِلاَ عَيْبٍ بَقِيَ بلاَ اَخٍ

"Barang siapa mencari teman tanpa aib ( cacat/berbuat salah ) maka ia akan sendiri tanpa teman"

Bilamanakah Ada Teman Yang Tidak Saling Menyapa ?

Dalam berteman tidak selamnya mulus dan akrab, tetapi terkadang mendapatkan perselisihan, perbedaan faham,yang mengakibatkan tidak saling menyapa sehingga ketika bertemu saling memalingkan diri dengan menoleh kesana dan kesini, lalu apakah hal yang demikian dibiarkan berlarut-larut sehingga tidak akan berteman selama-lamanya ? Na'uudzu billah !

Islam masih memaklumi perselisihan yag berakibat tidak saling menyapa, namun juga memberikan batasan yang menjadi ukuran agar tidak berkelanjutan, yaitu batas maksimalnya selama tiga hari, lebih dari itu, keduanya terus-menerus mendapatkan dosa, kecuali bila salah satunya sudah memulai memberi salam lebih dulu ( ingin akrab kembali ) namun yang lain masih menoleh kesana dan kesini, maka bagi yang memulai tidak mendapatkan dosa. Rasulullah S.a.w bersabda :

لَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يُهَاجِرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثِ لَيَالٍ يَلْتَقِيَانِ فَيُعْرِضُ هَذَا وَيُعْرِضُ هَذَا وَخَيْرُهُمَا الَّذِي يَبْدَأُ بِالسَّلَامِ

”Tidak halal bagi seorang muslim tidak menyapa saudaranya lebih dari tiga hari ( malam ) dan saling bertemu menoleh kesana dan kesini dan yang baik dari keduanya ialah yang memulai memberi salam[5]

Dan sebagai teman yang baik adalah mampu menata diri menjadi orang islam yang sebenarnya, dengan cara menyelamatkan orang lain dari kesedihan, kesengsaraan dan apa saja yang dapat membuat teman tersebut terhindar dari malapetaka. karena Rasulullah S.a.w bersabda:

الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ وَالْمُؤْمِنُ مَنْ أَمِنَهُ النَّاسُ عَلَى دِمَائِهِمْ وَأَمْوَالِهِمْ

قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ

“ Orang islam itu adalah orang yang dapat menyelamatkan sesama orang islam dari tindakan lisannya, tangannya sedang orang mu’min itu adalah orang yang dapat mengamankan orang lain atas darah dan harta mereka”. ( Berkata Abu Musa Hadits ini Hasan Shahih )[6]

Sidoarjo, 16 Desember 2009

Oleh

By : Muhammad Basir, SPd.I



[1]. No Hadits : 4283 / Shahih Muslim / No Hadits: 1845 / Sunan At tirmidzi.

[2] . QS. Al Maidah : ayat : 2

[3]. No Hadits : 13452 / Musnad Ahmad / No Hadits : 12 / Shahih Bukhari.

[4]. No Hadits: 4241 / Sunan Ibnu Majah / No Hadits: 7725/ Al Mustadrak ‘Ala Shahihaini lil Hakim

[5]. No Hadits : 1410 /Al-Muwatha’ Imam Malik. No Hadits : 4643 / Shahih Muslim

[6]. No Hadits : 2551 / Sunan At -Tirmidzi.

Kamis, 04 November 2010

Etika Berbicara


Etika Berbicara


Berbicara adalah salah satu nikmat terbesar yang diberikan Allah kepada manusia agar dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Dengan nikmat ini Allah melebihkan manusia dari makhluq-makhluq yang lain. manusia akan dapat mengungkapkan isi hati, berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesamanya. demikian juga akan dapat lebih mudah belajar dan mengembangkan ilmu pengetahuannya.
Sementara orang yang tidak dapat berbicara ( Tuna Wicara ) sulit berkomunikasi dan berinteraksi, mereka hanya dapat berbicara dengan orang-orang tertentu yang mengerti bahasa isyarat. Dalam kondisi seperti ini, orang baru merasakan betapa besar nikmat bicara. Sehingga betapa prihatinnya mereka yang dapat berbicara tetapi tidak digunakan untuk perkataan yang baik-baik saja.
Allah SWT. Berfirman :
يَآيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوُا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا
"Wahai orang-orang yang yang beriman! Bertaqwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar" ( Al-Ahzab : 70 )
Perintah Allah agar bericara yang benar, kadang manusia kurang menyadari bahwa bicara adalah nikmat dan amanat dari Allah SWT.yang mesti disyukuri. Serta sebagian dari tanda-tanda keimanan kepada Allah dan hari Akhir dan bagian dari kesempurnaan iman kepada Allah dan hari akhir
Rasulullah S.a.w bersabda :
وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
"Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaknya berkata yang baik atau hendaknya diam.( Shahih Bukhari : 5560 )
Sebenarnya setiap muslim bukan hanya dituntut untuk memperhatikan setiap kata-kata yang keluar dari mulutnya, tapi juga melihat gaya bicaranya, sebab boleh jadi seseorang menolak ajakan kebaikan bukan karena muatannya, tetapi lantaran mengajaknya yang kurang baik. Oleh sebab itu, sebelum memulai bicara pikirkan manfaat dan dampaknya.
Retaknya persahabatan, perceraian, perkelaian, hingga pembunuhan seringkali berawal dari bicara. Sehingga begitu besar dampak bicara. Maka Islam perlu menggariskan beberapa prinsip yang dapat dijadikan pedoman hidup bagi umatnya :
* Setiap muslim hendaknya selalu berusaha berbicara tentang kebaikan.
* Menghindari pembicaraan yang mengundang murka Allah.
Misalnya membuat plesetan ayat-ayat al-Qur'an dan Al-Hadits dengan tujuan tertentu.
* Menghindari perdebatan yang mengakibatkan permusuhan dan pembicaraan yang menghina dan merendahkan orang lain.
Rasulullah S.a.w. sendiri banyak mencontohkan Etika berbicara kepada para shahabat dan keluarganya."Suatu ketika seorang Arab Gunung mendatangi rumah beliau. Rasulullah S.a.w. menjamunya dengan baik dan penuh kesabaran, hingga meredam perilaku dan gaya bicaranya yang terkenal kasar. Setelah orang Arab gunung itu pulang, Aisyah bertanya : "Mengapa berlaku ramah dan baik kepada orang arab gunung yang kasar itu? "Rasulullah menjawab: "Hai Aisyah, kapan kamu melihat aku berbuat keji? Sesungguhnya sejahat-jahat manusia disisi Allah pada hari kiamat adalah orang yang ditinggalkan oleh masyarakat karena dikhawatirkan kejahatannya." ( HR. Bukhari ).
Dalam Sebuah ungkapan dikatakan:
"Jika perkataan dari perak, maka diam adalah dari emas".
Dalam kata-kata bijak dikatakan :
* "Diam itu bijaksana dan sedikit pelakunya"
* "Barang siapa diam, ia akan selamat, dan barang siapa berbicara, maka dirinya dalam bahaya".
Oleh karena itu, berpegang teguhlah dengan sikap diam, kecuali dalam hal-hal yang anda lihat baik, maka dengan demikian berbicaralah, kebaikan adalah sesuatu yang diharapkan.

by : Muhammad basir

Kamis, 23 September 2010

prestasi siswa sd muhammadiyah di kancah Nasional

PRESTASI SISWA SD MUHAMMADIYAH 2 SIDOARJO DI TINGKAT NASIONAL


Keluarga besar SD Muhammadiyah 2 Sidoarjo mengucapkan selamat kepada siswa-siswi SD Muhammadiyah 2 Sidoarjo atas prestasi yang telah diraih.


Ananda Suwaibatul Annisa yang menjadi wakil dari propinsi Jawa Timur, berhasil meraih Medali Perak Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat SD/MI mata pelajaran IPA di Medan pada tanggal 1 s.d. 7 Agustsus 2010.












Dan ananda Aulia Zinedinita Rahmasari atas prestasi yang di peroleh pada kejuaraan INAICTA 2010 meraih Medali Emas pada Maze Solving Robot – SD.

















Kamis, 19 Agustus 2010